Amalie Conchelle H. Obusan, 40

Kordinator Kampanye Regional Iklim dan Energi dan Tim Leader Kampanye Arktik GPSEA 2013

Saya bersama Greenpeace sejak 2005, bermula ketika saya bekerja sebagai penggalang dana. Tahun lalu saya memimpin program Save the Arctic untuk Greenpeace Asia Tenggara. Prorgam Arktik diluncurkan secara global oleh Greenpeace untuk menjaga kawasan Arktik dan mendorongnya sebagai wilayah asli dunia terlindungi – mencegah pengeboran minyak dan aktivitas industri yang merusak.

Awalnya saya ragu untuk memimpin program ini karena saya merasa ini akan sulit didekatkan dengan orang-orang di Asia Tenggara yang berada di kawasan tropis. Namun kemudian rasa itu berubah saat saya melihat jumlah Arctic Defender dari Asia Tenggara semakin bertambah. Sekitar 10 ribu orang dari Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia dan Singapura menandatangani petisi yang menuntut kawasan alami Arktik.

Salah satu momen yang menginspirasi saya adalah ketika Sarah Batrisyia Binti Mohammed A’Reeff, seorang gadis pemandu wisata dari Malaysia, memenangkan lomba kreasi “Flag for the Future”, yang diadakan oleh Greenpeace secara internasional dengan World Association of Girl Guides and Girl Scouts. Lomba kreatifitas The Flag of the Future menginspirasi anak-anak muda dari seluruh dunia untuk menciptakan bendera yang melambangkan perdamaian, harapan dan masyarakat dunia- pernyataan komitmen jutaan orang yang menandatangani petisi Arktik yang menolak adanya pengeboran minyak dan penangkapan ikan.

Sarah menciptakan “Arctic Star” untuk melambangkan harapan tidak saja untuk Arktik tetapiseluruh dunia. Dia mengatakan “ kita bisa menjaga kawasan Arktikuntuk generasi berikut jika kita bersatu dalam perdamaian dan keselarasan”.

Saya merasa dia menunjukkan pada dunia bahwa lebih dari 10 ribu orang di Asia Tenggara peduli dengan Arktik. Pendukung yang datang dari berbagai kalangan dan semakin meluas di berbagai kawasan benar-benar mencengangkan. Saya bangga dengan ini.

Sebagai ibu dari 2 anak yang masih kecil, saya ingin membantu menyelamatkan bumi untuk masa depan mereka. Perubahan iklim terjadi pada semua wilayah dan kita yang berada di kawasan Asia Tenggara ini merupakan salah satu yang paling rentan terhadap dampaknya. Tetapi solusi perubahan iklim juga cukup banyak di sini. Cetak biru ASEAN tentang Revolusi Energi (RE), yang telah kami publikasikan tahun lalu menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki potensi untuk mencapai lebih dari 90% RE pada tahun 2050. Terdapat juga cara-cara lain yang ditempuh pemerintah dan diciptakan oleh masyarakat untuk mencapai ini. Kita semua adalah bagian dari solusi.